Nyeri saat haid? bagi para perempuan yang sedang mengalami haid satu bulan sekali itu menjadi hal yang biasa.
Tapi siapa sangka, nyeri saat haid datang bagi kebanyakan perempuan sangatlah menyiksa bahkan ada yang sampai mengganggu aktivitas sehari harinya.
Ketahui terlebih dahulu yuk, kenapa nyeri saat haid bisa terjadi.
4 Penyebab Nyeri Saat Haid
Beberapa penyebab nyeri saat haid datang, antara lain:
- Terlalu banyak makan berlemak yang tidak sehat, banyak gula dan kurang sayur dan buah.
-
Lemak yang tidak sehat dan makanan manis dapat merusak keseimbangan sistem hormon tubuh, menghambat penyerapan nutrsi dan meningkatkan reaksi inflamasi sehingga lebih nyeri saat haid dan bisa menjadi tidak teratur.
-
Kondisi Hormon dalam tubuh yang tidak seimbang menyebabkan banyak komplikasi atau penyakit tambahan seperti Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), Kista Ovarium atau Endometriosis yang mengganggu fungsi dan meningkatkan rasa sakit saat haid.
- Stress yang berlebih dan berkepanjangan menyebabkan tubuh lebih sensitif dengan rasa sakit sehingga lebih nyeri saat haid.

Kondisi yang Memicu Nyeri Saat Haid
- Penebalan dinding rahim yang terlalu berlebihan (hiperplasia endometrium).
- Kista endometriosis yang cukup besar atau banyak.
- Polip rahim atau kista lainnya di rahim dan sekitarnya.
- Infeksi pada rahim.
4 kondisi diatas bisa diakibatkan oleh 2 hal, yaitu:
- Ketidakseimbangan hormon reproduksi.
- Asupan nutrisi yang sangat rendah dan sangat tidak berkualitas (terlalu banyak toksin yang dikonsumsi).
5 Faktor Yang Memicu Nyeri Haid
Ada beberapa faktor yang memicu nyeri saat sedang menstruasi, diantaranya:
- Mengalami siklus menstruasi yang berlebihan.
- Jadwal menstruasi yang tidak teratur.
- Pola makan yang berantakan.
- Terlalu sering mengkonsumsi kafein, soda & alkohol
- Tubuh kekurangan nutrisi dari sayur buah.
Cara Mudah untuk Mengatasi Nyeri Saat Haid
Salah satu cara mudah yang dapat dilakukan dirumah atau dimanapun saat nyeri haid datang, adalah:
1. Atur pola nafas
Lakukan pola nafas dengan mengatur menjadi lebih dalam dan pelan agar kontraksi otot perut dan rasa nyeri berkurang.
2. Olahraga ringan dan stretching
Lakukan olahraga ringan dan melakukan stretching yang rutin agar membuat otot-otot tubuh terlatih tidak berkontraksi secara berlebihan.
3. Konsumsi air mineral minimal 2liter sehari
Hal ini dilakukan untuk memudahkan otot-otot lebih rileks saat berkontraksi.
4. Perbanyak asupan nutrisi
Asupan nutrisi yang dikonsumsi untuk tubuh sebelum dan selama periode haid agar mencegah terjadi kram perut.
5. Pijatan dibagian perut
Lakukan pijatan di bagian perut supaya rasa nyerinya tidak terlalu rasa.
6. Kompres perut dengan air hangat
Kompres perut dengan kain yang direndam air hangat untuk mengurangi rasa nyeri yang menyerang.
7. Aktif bergerak
Tetap aktif bergerak dengan sedikit olahraga ringan supaya proses metabolisme lebih terjaga dan hormon juga jadi lebih seimbang.
8. Rutin Detox 1 Hari Setiap Minggu
Mengatasi Nyeri Saat Haid Dengan Rutin Detox 1 Hari Setiap Minggu
Cara kerja rutin Detox 1 hari setipa minggu untuk mnegatasi nyeri saat haid, dengan cara:
- Metode puasa membuat otot-otot tubuh lebih rileks dan juga membuat kadar hormon tubuh jauh lebih seimbang dari kondisi sebelumnya.
- Metode puasa juga membuat tubuh lebih banyak dan mudah membuang toksin yang membuat hormon tidak seimbang dan kondisi penyakit rahim yang menimbulkan gejala kram.
- Nutrisi sayur buah yang beragam di paket Detox memberikan asupan bahan bakar yang cukup untuk menjaga keseimbang hormon reproduksi dan kontraksi otot rahim.
- Phytonutrisinya yang banyak dan beragam mempercepat proses penyembuhan tubuh dari kondisi penyakit di organ rahim dan meringankan kontraksi dinding rahim saat haid.
Dengan memberikan Nutrisi yang mudah diserap oleh tubuh, dapat membantu penyembuhan organ rahim saat terjadinya mentruasi dan meminimalisir nyeri saat menstruasi.
Hasil Setelah Rutin Detox 1 Hari Setiap Minggu
Gimana Oci bisa bebas dari nyeri haid dan PMS? Baca ceritanya di sini!

- Hill P., et. al. 1980. Diet, lifestyle, and menstrual activity. The American Journal of Clinical Nutrition. DOI: 10.1093/ajcn/33.6.1192
- Reed B. G. dan Carr B. R. The Normal Menstrual Cycle and the Control of Ovulation. Endotext. PMID: 25905282
- Barbieri R. L. 2014. The endocrinology of the menstrual cycle. Human Fertility. DOI: 10.1007/978-1-4939-0659-8_7
- Najafi N., et. al. 2018. Major dietary patterns in relation to menstrual pain: a nested case control study. BMC Women’s Health. DOI: 10.1186/s12905-018-0558-4
- Proctor M. dan Farughar C. 2016. Diagnosis and management of dysmenorrhoea. BMJ. DOI: 10.1136/bmj.332.7550.1134
- Kartal Y. A. dan Akyuz E. Y. 2018. The effect of diet on primary dysmenorrhea in university students: A randomized controlled clinical trial. Pakistan Journal of Medical Sciences. DOI: 10.12669/pjms.346.16477
- Bavil D.A., et. al. 2016. Comparison of lifestyles of young women with and without primary dysmenorrhea. Electronic Physician. DOI: 10.19082/2107
- Bajaln Z., et. al. 2019. Nutrition as a Potential Factor of Primary Dysmenorrhea: A Systematic Review of Observational Studies. Gynecologic and Obstetric Investigation. DOI: 10.1159/000495408