Tata cara pesan
Asam lambung dibutuhkan tubuh kita untuk proses pencernaan.
Tanpa asam lambung, kita akan lebih rentan terkena konstipasi atau susah buang air besar.
Akan tetapi, asam lambung juga dapat merusak organ pencernaan.
Saat kadarnya berlebihan, asam lambung dapat melukai dan merusak lambung atau kerongkongan.
Jadi, apakah asam lambung sebenarnya berbahaya? dan apakah hal tersebut dapat dicegah?
Disini kita akan bahas satu-persatu.
Apa Fungsi Utama Asam Lambung?
Tubuh kita tidak akan menghasilkan sesuatu apabila tidak ada manfaatnya.
Begitu juga asam lambung, ada fungsinya di tubuh kita.
Fungsi utama asam lambung antara lain:
- Melembutkan tekstur makanan yang masuk.
- Mempermudah proses cerna dan kerja usus.
- Mempercepat proses penyerapan nutrisi makanan.
- Membunuh bakteri atau virus yang masuk ke lambung.
- Menghancurkan zat berbahaya di makanan/minuman.
Dapat dilihat kalau asam lambung punya manfaat kesehatan yang penting.
Asam lambung juga dapat mencegah berbagai penyakit muncul seperti:
- Konstipasi atau susah buang air besar.
- Keracunan makanan.
- Infeksi pencernaan.
Cukup banyak didapatkan orang lebih rentan terkena penyakit diatas ketika produksi asam lambungnya tidak lancar.
Kapan Asam Lambung Menjadi Masalah?
Segala hal yang berlebihan pasti tidak baik, begitu asam lambung.
Saat produksinya sangat banyak dan kadarnya jadi sangat tinggi, timbul masalah di tubuh.
Asam lambung dapat melukai hampir semua sel tubuh kita karena sangat asam.
Saat kadarnya sangat tinggi, asam lambung dapat dengan mudah melukai banyak sel.
Apa Penyebab Asam Lambung Jadi Tinggi Berlebihan?
Kita harus paham dahulu apa yang memicu produksi asam lambung, yaitu:
- Saat ada makanan masuk.
- Ada bakteri atau virus yang banyak di lambung.
- Ada banyak kandungan berbahaya masuk dari makanan/minuman.
- Efek kafein dari kopi, teh, soda, ata minuman berenergi.
- Efek samping dari alkohol.
- Efek samping dari obat anti-nyeri, antibiotik, pereda demam tertentu.
- Aktivitas fisik yang berat.
- Overthinking atau cemas berlebihan.
Saat salah satu diatas masuk dalam jumlah banyak, asam lambung pun akan keluar dalam jumlah banyak.
Contoh, saat makanan yang masuk sangat banyak, maka asam lambung harus cukup banyak agar lebih mudah mencerna.
Begitu juga apabila keseringan ngemil, makanan sering masuk, maka asam lambung pun jadi lebih sering diproduksi.
Baca Juga:
Apa Fungsi Asam Lambung
Kebiasaan Makan Yang Bikin Maag & GERD
Apa Dampak Asam Lambung Tinggi Terus Menerus?
Asam lambung yang tinggi terus menerus dapat menimbulkan:
- Penyakit Maag, GERD, atau LPR.
- Peradangan lambung kronis.
- Perdarahan lambung atau kerongkongan.
- Anemia dan tekanan darah rendah.
- Diare atau buang air besar cair dan banyak.
- Tumor hingga kanker lambung atau kerongkongan.
Bagaimana Menjaga Asam Lambung Tetap Normal?
Ada 2 kondisi yang membutuhkan pendekatan yang berbeda.
Cara mengatasi asam lambung saat ada gejala berat:
- Segera periksa dan konsumsi obat sesuai aturan dokter.
- Konsumsi air kelapa atau jus sayuran segar 3-4 gelas sehari
- Stop makanan tinggi gula dan lemak jenuh.
- Stop minum kopi, teh, atau soda.
- Stop beraktivitas fisik berat dan segera istirahat.
Cara menjaga asam lambung tetap normal saat gejala masih ringan:
- Batasi frekuensi makan maksimal 4x sehari.
- Batasi minuman kopi, teh, soda, dan alkohol maksimal 3x seminggu.
- Hindari makanan gula, tepung, dan gorengan.
- Konsumsi sayuran minimal 400 gram setiap hari.
- Lakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan.
- Jaga pola tidur selalu teratur.
- Latihan puasa minimal 1x setiap minggu.
Hampir 90% penyakit asam lambung disebabkan pola hidup.
Obat dapat meredakan gejala dengan cepat dan efektif.
Pola hidup sehari-hari yang menentukan kecepatan penyembuhan secara tuntas tubuh kita.
Semakin sehat pola hidup sehari-hari, semakin cepat penyembuhan dan terjaga kondisi asam lambung kita.
- Engevik A. C., et al. 2020. The Physiology of the Gastric Parietal Cell. Physiological reviews vol. 100. DOI:10.1152/physrev.00016.2019
- Schubert M. L. Physiologic, pathophysiologic, and pharmacologic regulation of gastric acid secretion. Current opinion in gastroenterology vol. 33. DOI:10.1097/MOG.0000000000000392
- Schubert M. L. Functional anatomy and physiology of gastric secretion. Current opinion in gastroenterology vol. 31. DOI:10.1097/MOG.0000000000000213
- Waldum H. L., et al. The regulation of gastric acid secretion - clinical perspectives. Acta physiologica (Oxford, England) vol. 210. DOI:10.1111/apha.12208
- Çela L., et. al. 2013. Lifestyle Characteristics and Gastroesophageal Reflux Disease: a Population-Based Study in Albania. Gastroenterology Research and Practice. DOI: 10.1155/2013/936792
- Sethi S. And Richter J. E. 2017. Diet and Gastroesophageal Reflux Disease: Role in Pathogenesis and Management. Current Opinion in Gastroenterology. DOI: 10.1097/MOG.0000000000000337
- Surdea-Blaga T., et. al. 2017. Food and Gatroesophageal Reflux Disease. Current Medicinal Chemistry. DOI: 10.2174/0929867324666170515123807