Tata cara pesan
Kebiasaan makan adalah salah satu kebiasaan yang paling susah disadari dan diubah.
Sayangnya, hampir 90% kondisi Maag & GERD diakibatkan dari kebiasaan makan sehari-hari.
Apa yang masuk ke organ pencernaan akan disambut pertama kali oleh lambung.
Dan, kondisi Maag & GERD adalah kondisi penyakit di lambung dan sekitarnya.
Menyadari kebiasaan makan yang selama ini membuat Maag atau GERD akan memudahkan kita untuk mengatasinya secara alami dan tuntas.
1. Makanan dan Minuman Tinggi Gula
Gula atau karbohidrat sederhana yang tinggi dapat dengan cepat memicu produksi asam lambung.
Terutama makanan yang ditambah lagi gula di dalam resep atau proses masaknya.
Hal ini juga berlaku di minuman, dimana gula yang ditambah dalam minuman tersebut juga memicu produksi asam lambung.
Lebih berbahaya lagi apabila makanan atau minuman yang sudah alami mengandung gula tapi ditambah lagi gula.
Maka, semakin tinggi juga produksi asam lambung yang dipicu dari makanan atau minuman tersebut.
Makanan dan minuman tinggi gula yang perlu dihindari antara lain:
- Adonan tepung.
- Adonan mie.
- Aneka roti.
- Aneka kue.
- Minuman soda atau alkohol.
- Kopi atau teh susu/creamer.
- Susu kental manis
- Minuman kemasan atau botol dengan tambahan gula.
Apabila ingin sesuatu yang manis, dapat konsumsi makanan atau minuman yang sudah manis alami seperti:
- Sayuran dan buah segar.
- Kacang mede atau almond.
- Chia seed.
- Ubi.
- Kentang.
- Biji kuaci.
2. Makanan Tinggi Lemak Jenuh
Serupa dengan gula, lemak jenuh dapat dengan cepat memicu produksi asam lambung.
Makanan tinggi lemak jenuh antara lain:
- Daging berlemak.
- Jeroan.
- Daging proses seperti sosis, nugget, ham.
- Cemilan gorengan
- Makanan ditumis dan digoreng.
Tukar makanan diatas dengan makanan lemak sehat seperti:
- Kacang mede.
- Buah alpukat.
- Buah olive.
- Chia seed.
- Ikan segar.
3. Sedikit-Sedikit Ngemil
Ngemil adalah kebiasaan yang hampir ada di semua orang.
Bahkan, ngemil hampir menjadi bagian aktivitas sehari-hari banyak orang.
Akan tetapi, keseringan ngemil justru semakin memicu produksi asam lambung.
Hal ini karena asam lambung berfungsi untuk mencerna makanan yang masuk.
Semakin banyak dan sering makanan masuk, semakin banyak juga asam lambung akan keluar.
Buat jadwal khusus untuk ngemil hanya 1-2x dalam sehari untuk menjaga asam lambung tetap normal.
4. Jarang Makan Sayur Setiap Hari
Banyak yang masih belum paham kalau nutrisi sayuran itu sangat dibutuhkan tubuh kita.
Meskipun pola makan sehari-hari bukan Vegan atau Vegetarian, sayuran harus selalu ada di menu makanan harian kita.
Terutama untuk Maag & GERD, sayuran memberikan manfaat:
- Menjaga kekuatan katup atas lambung.
- Meningkatkan kekuatan lapisan pelindung lambung.
- Mempercepat proses penyembuhan lambung.
- Menyeimbangkan produksi asam lambung.
- Menjaga aktivitas bakteri usus baik tetap tinggi.
Konsumsi sayuran segar minimal 400 gram setiap hari agar tetap terjaga asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Perbaiki Kebiasaan Makan Dengan Puasa
Puasa bukan hanya untuk ibadah, melainkan untuk kesehatan fisik tubuh kita juga.
Puasa memberikan jeda waktu & energi untuk tubuh melakukan berbagai penyembuhan.
Puasa juga melatih kesadaran kita untuk melihat kembali kebiasaan-kebiasaan makan yang sudah kita lakukan selama ini.
Khusus untuk kondisi Maag & GERD, lakukan secara bertahap dahulu.
Lakukan puasa ½ hari secara teratur minimal 1x seminggu kemudian bertahap naik menjadi 1 hari penuh.
- Laurila A., et. al. 2001. High-Fat, High-Cholesterol Diet Increases the Incidence of Gastritis in LDL Receptor-Negative Mice. Arteriosclerosis Thrombosis and Vascular Biology. DOI: 10.1161/01.ATV.21.6.991
- Larsson S.C., et. al. 2006. Fruit and Vegetable Consumption and Incidence of Gastric Cancer: A Prospective Study. Cancer Epidemiology, Biomarkers and Prevention. DOI: 10.1158/1055-9965.EPI-06-0402
- Sethi S. and Richter J.E. 2017. Diet and Gastroesophageal Reflux Disease: Role in Pathogenesis and Management. Current Opinion in Gastroenterology. DOI: 10.1097/MOG.0000000000000337
- Surdea-Blaga T., et. al. 2017. Food and Gastroesophageal Reflux Disease. Current Medicinal Chemistry. DOI: 10.2174/0929867324666170515123807
- Fujiwara Y., et. al. 2005. Association Between Dinner-to-Bed Time and Gastro-Esophageal Reflux Disease. American Journal of Gastroenterology. DOI: 10.1111/j.1572-0241.2005.00354.x
- Cela L., et. al. 2012. Lifestyle Characteristics and Gastroesophageal Reflux Disease: A Population-Based Study in Albania. Gastroenterology Research and Practice. DOI: 10.1155/2013/936792
- Mard S.A., et. al. 2014. Dietary Factors in Relation to Helicobacter pylori Infection. Gastroenterology Research and Practice. DOI: 10.1155/2014/826910
- Jarosz M. and Taraszewska A. 2014. Risk Factors for Gastroesophageal Reflux Disease: The Role of Diet. Przegląd Gastroenterologiczny. DOI: 10.5114/pg.2014.46166
- Keshteli A.H., et. al. 2017. The Relationship between Fruit and Vegetable Intake with Gastroesophageal Reflux Disease in Iranian Adults. Journal of Research in Medical Sciences. DOI: 10.4103/jrms.JRMS_283_17: 10.4103/jrms.JRMS_283_17
- Wildi S. M., et. al. 2004. The Influence of Rapid Food Intake on Postprandial Reflux: Studies in Healthy Volunteers. American Journal of Gastroenterology. DOI: 10.1111/j.1572-0241.2004.30273.x
- Festi D., et. al. 2009. Body Weight, Lifestyle, Dietary Habits and Gastroesophageal Reflux Disease. World Journal of Gastroenetrology. DOI: 10.3748/wjg.15.1690
- Wu K., et. al. 2013. Effect of Liqiud Meals with Different Volumes on Gastroesophageal Reflux Disease. Journal of Gastroeneterology and Hepatology. DOI: 10.1111/jgh.12457
- Wu K., et. al. 2017. The Effect of Dietary Carbohydrate on Gastroesophageal Reflux Disease. Journal of the Formosan Medical Association. DOI: 10.1016/j.jfma.2017.11.001
- Nowak M., et. al. 2006. Effectiveness of lifestyle measures in the treatment of gastroesophageal reflux disease – a case series. Therapeutics and Clinical Risk Management. DOI: 10.2147/tcrm.2006.2.3.329
- Kubo A., et. al. Dietary Antioxidants, Fruits and Vegetables, and the Risk of Barret's Esophagus. The American Journal of Gastroenterology. DOI: 10.1111/j.1572-0241.2008.01838.x