Cart

Catatan tambahan untuk langganan

Belanja

Cek area pengantaran

Tanggal pengiriman

Catatan tambahan

Disarankan pilih tanggal kirim H-1 Detox, agar bisa mulai sepagi mungkin tanpa menunggu kurir. Cek Area Pengiriman

Mungkin Anda ingin membeli produk rekomendasi kami

Detox Original

Detox Original

Untuk jaga kolesterol dan gula darah normal
Rp 320.000
Detox Maag GERD

Detox Maag GERD

untuk bantu redakan maag, GERD, atau LPR
Rp 320.000
Lihat semua produk
 

Cek area pengantaran

Area Pengiriman

DKI Jakarta Mencakup seluruh wilayah Jakarta
Depok Kecamatan Beji, Cimanggis, Cinere, Cipayung, Limo
Tangerang Kecamatan Batuceper, Benda, Ciledug, Cipondoh, Karang Tengah, Larangan, Pinang
Tangerang Selatan Kecamatan Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong Utara
Bekasi Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi Selatan, Bekasi Utara, Jatisampurna, Medan Satria, Pondok Gede, Pondok Melati

Tata cara pesan

img-responsive

Pemesanan

Pesan, bayar, atau perubahan maksimal jam 3 sore untuk pengantaran esok harinya.

img-responsive

Pengantaran

Kurir berangkat setiap jam 7 pagi dengan cooler box dari Jakarta Pusat. Waktu tiba tergantung jumlah antaran, jarak, kemacetan dan cuaca.

img-responsive

Penyimpanan

Simpan jus di kulkas yang dingin. Jus diestimasi tahan 2-3 jam di suhu ruangan atau 2-3 hari dalam kulkas, karena tanpa pengawet.

Aplikasi nakedpress

Bahaya Maag GERD Yang Dicuekin

Sun, 25 Dec 2022 · 8 min read · nakedpress team
Bahaya Maag GERD Yang Dicuekin

Maag GERD bukanlah kondisi yang bisa dicuekin terus menerus.

Minum obat berkali-kali setiap gejala muncul tidak akan menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam tubuh karena Maag GERD.

Untuk mengatasi gejala dan mencegahnya kambuh lagi perlu penanganan khusus yang lebih menyeluruh.

Selama tidak diatasi dengan sempurna dan hanya minum obat setiap muncul gejala, akan banyak masalah dan bahaya kesehatan yang dapat muncul di kemudian hari.

Apa Saja Sih Penyakit Asam Lambung Itu?

Sebelumnya, kita harus tahu dulu apa sih Asam Lambung itu?

Asam lambung adalah cairan asam yang dihasilkan lambung untuk mencerna segala makanan padat yang masuk.

Setiap kali kita makan, asam lambung akan keluar untuk mencerna. Masalah timbul saat produksinya terlalu banyak atau terlalu sering.

Cairan asam lambung dapat dengan cepat merusak dinding lambung dan sekitarnya.

Maag adalah kumpulan gejala dari kondisi peradangan di lambung akibat produksi asam lambung yang tinggi.

Hal ini juga mengakibatkan kondisi mikroorganisme di lambung menjadi berantakan dan ikut merusak.

Apabila ditambah dengan lemahnya katup atas lambung, maka terjadilah yang disebut GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).

GERD adalah kondisi keluarnya asam lambung ke kerongkongan.

Hal ini menyebakan kerusakan dan luka di kerongkongan dan sekitarnya.

Apabila kerusakan tersebut mencapai leher dan sekitarnya, terjadi yang disebut LPR (Laryngopharyngeal Reflux).

Istilah Maag itu sendiri sangat jarang digunakan di kalangan medis & ilmiah.

Namun, untuk membantu masyarakat lebih mudah memahami masalah asam lambung, kita akan tetap gunakan istilah tersebut disini.

Apa Saja Gejala Yang Ada?

Maag memiliki gejala yang khas karena lokasinya terjadi hanya di lambung.

Gejala Maag yang umum antara lain:

  1. Nyeri seperti dicubit atau ditekan di ulu hati.
  2. Mual dan kadang disertai muntah.
  3. Kepala terasa pusing atau berdenyut.
  4. Terkadang disertai diare.
  5. Perut bagian atas terasa begah atau kembung.

Apabila Maag sudah terjadi cukup lama, akan ada tekanan darah rendah atau anemia.

Gejala pada GERD sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda.

Umumnya, pada GERD akan muncul tambahan gejala:

  1. Dada terasa nyeri atau panas.
  2. Sesak napas dan memberat saat rebahan.
  3. Lidah terasa asam atau pedas.
  4. Sendawa disertai rasa asam atau panas.
  5. Berdebar-debar tanpa ada riwayat penyakit jantung.

Gejala pada GERD umumnya juga ada di LPR. Gejala LPR akan muncul tambahan gejala seperti:

  1. Tenggorokan sakit.
  2. Susah menelan.
  3. Suara serak tanpa ada dahak.
  4. Batuk kering yang tidak kunjung sembuh.

Beberapa kondisi mungkin akan muncul gejala yang berbeda, tetapi, apabila ada 1-3 gejala diatas, kamu dapat curiga kemungkinan kamu sedang terkena penyakit asam lambung.

Kapan Harus Ke Dokter?

Tidak semua kondisi harus langsung ke dokter, tetapi jangan juga disepelekan kalau sudah muncul gejala seperti dibawah ini:

  1. Gejala sudah terjadi >2-3 minggu berturut-turut
  2. Frekuensi muncul hampir setiap hari.
  3. Mengganggu aktivitas normal sehari-hari.
  4. Susah atau tidak dapat makan secara normal.
  5. Badan sering terasa sangat lemas dan pusing.

Bahaya Kalau Tetap Cuek

Ada 2 tipe orang saat gejala muncul:

  • Tipe 1: Ga peka dan menganggap tubuhnya “sehat-sehat saja”.
  • Tipe 2: Langsung lari dan berpegangan terus dengan obat.

Dampak yang terjadi di orang tipe 1 antara lain:

  1. Perdarahan lambung atau kerongkongan.
  2. Anemia kronis.
  3. Diare kronis.
  4. Sering lemas hingga pingsan.
  5. Malnutrisi.
  6. Resiko tumor/kanker lambung.

Dampak yang terjadi di orang tipe 2 antara lain:

  1. Susah atau jarang BAB.
  2. Berat badan naik atau turun dengan cepat.
  3. Gampang muncul alergi makan/minuman.
  4. Sering terserang infeksi pencernaan.
  5. Gejala kambuh lebih berat.

Obat dapat mengatasi gejala dengan cepat, tetapi tanpa perbaikan pola hidup, gejala akan tetap muncul dan dapat terjadi lebih berat.

Saat gejala muncul, baik itu ringan ataupun berat, kamu tetap harus segera lakukan perbaikan pola hidup secara menyeluruh.

Sering Makan Ga Bisa Atasi Maag

Sering makan cuma menutupi gejala maag saja, tetapi kondisi rusaknya lambung akibat maag tidak teratasi sama sekali.

Sering makan tidak mengatasi gejala Maag, tapi justru membuat gejala-nya semakin sering muncul karena:

  1. Membuat asam lambung terproduksi terus menerus karena harus mencerna makanan yang masuk terus.
  2. Tidak memberikan waktu untuk lambung istirahat dari proses mencerna jadi proses regenerasi sel terhambat.
  3. Ikut memberikan makanan untuk bakteri yang jahat apalagi klo makannya sembarangan akan membawa toksin merusak cairan pelindung dan sel lambung.

Cara Jitu Atasi Maag

Untuk mengatasi Maag hingga tuntas, maka harus diperkuat faktor pelindungnya.

Kalau faktor pelindung selalu lebih berat daripada faktor perusak, gejala maag tidak akan pernah timbul.

  1. Mengurangi porsi harian makanan yang mengandung karbohidrat sederhana tinggi seperti: Nasi putih, roti, kue, mie, pasta, minuman manis atau dengan susu kental manis atau makanan/minuman lainnya yang terdapat adonan tepung atau gula tambahan.
  2. Mengurangi porsi harian makanan yang mengandung lemak, terutama lemak jenuh dan teroksidasi seperti: semua makanan yang digoreng dan ditumis, protein hewani terutama daging-daging merah dan jeroan, makanan dengan santan yang dimasak.
  3. Konsumsi obat pereda nyeri, atau antibiotik dan obat maag sesuai anjuran dokter karena obat-obat tersebut memiliki efek samping yang meningkatkan produksi asam lambung dan mengiritasi sel-sel lambung.
  4. Kurangi konsumi makanan dan minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, soda, atau kue-kue yang mengandung adonan kopi tambahan.
  5. Makan dengan jadwal yang teratur setiap hari.
  6. Perbanyak porsi makanan sayur, buah, dan makanan dari tumbuhan lainnya didalam porsi makan sehari-hari.

Cara Detox Mengatasi Maag Dengan Efektif

Paket Detox Maag memiliki keunggulan dalam mengatasi maag, GERD, dan LPR dengan jitu dan efektif.

Lakukan rutin detox dengan Paket Detox Maag akan sangat membantu karena:

  1. Metode puasa makanan padat seharian mengistirahatkan dahulu proses mencerna dan produksi asam lambung sehingga memberikan waktu untuk sel-sel lambung yang rusak untuk menyembuhkan diri.
  2. Makanan dalam bentuk cairan seperti cold pressed juice tidak perlu dicerna seperti makanan padat, jadi organ pencernaan dapat langsung menyerap kandungan nutrisinya.
  3. Kandungan serat larut air yang masih terjaga di cold pressed juice akan membantu melarutkan asam lambung yang tinggi, serta membantu proses pencernaan menjadi lebih ringan.
  4. Beragam phytonutrisi yang terdapat dalam sayur dan buah yang masih terjaga dengan baik di cold pressed juice sangat membantu mengatas maag karena:
  • Bersifat antioksidan sehingga menjaga proses regenerasi sel dan juga sel-sel yang masih sehat dari kerusakan akibat paparan radikal bebas.
  • Bersifat anti-radang sehingga mempercepat proses peradangan yang terjadi di lambung dan memberikan waktu lebih banyak untuk proses penyembuhan.
  • Bersifat anti-mikroorganisme sehingga aktivitas mikroorganisme di lambung yang berlebihan bisa diatasi lebih efektif.
  • Bersifat anti-tumor/cancer sehingga sel-sel yang rusak dicegah semakin rusak dan menjadi sel tumor/cancer tetapi dijaga proses penyembuhannya menjadi sel sehat lagi.
  • Bersifat menurunkan rangsangan produksi asam lambung dan membantu sel lambung memproduksi cairan pelindung.
  • Beragam vitamin dan mineral dari sayur dan buah bersifat catalyst untuk metabolisme tubuh, sehingga membuat proses metabolisme dan regenerasi sel berjalan sangat efektif dan lancar.
  • Mengandung tinggi lemak sehat untuk membuang tumpukan lemak jahat yang masuk di hari-hari sebelumnya sehingga lebih menjaga kesehatan lambung dan juga kadar lemak seluruh tubuh.
  • Mengandung tinggi protein nabati yang sehat sehingga membantu proses penyembuhan sel lambung lebih cepat.
  • Meningkatkan kemampuan Detoksifikasi Alami tubuh dalam membuang tumpukan toksin yang sudah ada sebelumnya jadi semakin meningkatkan juga kemampuan penyembuhan diri sendiri secara alami.
    1. Capuano E. 2016. The behavior of dietary fiber in the gastrointestinal tract determines its physiological effect. Critical Reviews in Food Science and Nutrition. DOI: 10.1080/10408398.2016.1180501
    2. Zhang M. and Yang X. 2016. Effects of a High Fat Diet on Intestinal Microbiota and Gastrointestinal Diseases. World Journal of Gastroenterology. DOI: 10.3748/wjg.v22.i40.8905
    3. Saqui-Salces M., et. al. 2012. A High Fat Diet Regulates Gastrin and Acid Secretion Through Primary Cilia. The FASEB Journal. DOI: 10.1096/fj.11-197426
    4. Little T. J., et. al. 2007. Modulation by High Fat Diets of Gastrointestinal Function and Hormones Associated with the Regulation of Energy Intake: Implications for the Pathophysiology of Obesity. The American Journal of Clinical Nutrition. DOI: 10.1093/ajcn/86.3.531
    5. Arita S., et. al. 2019. Dietary Fat-Accelerating Leptin Signaling Promotes Protumorigenic Gastric Environment in Mice. Nutrients. DOI: 10.3390/nu11092127
    6. Laurila A., et. al. 2001. High-Fat, High-Cholesterol Diet Increases the Incidence of Gastritis in LDL Receptor-Negative Mice. Arteriosclerosis Thrombosis and Vascular Biology. DOI: 10.1161/01.ATV.21.6.991
    7. Kusters J. G., et. al. 2006. Pathogenesis of Helicobacter pylori Infection. Clinical Microbiology Reviews. DO:10.1128/CMR.00054-05
    8. Kahleova H., et. al. 2014. Eating Two larger Meals a Day (breakfast and lunch) is More Effective then Six Smaller Meals in a Reduced -Energy Regimen for Patients with type 2 Diabetes: a Randomised Crossover Study. Diabetologia. DOI: 10.1007/s00125-014-3253-5
    9. Liu R. H. 2013. Health-Promoting Components of Fruits and Vegetables in the Diet. Advance Nutrition. DOI: 10.3945/an.112.003517
    10. Larsson S. C., et. al. 2006. Fruit and Vegetable Consumption and Incidence of Gastric Cancer: a Prospective Study. Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention. DOI: 10.1158/1055-9965.EPI-06-0402
    11. Sethi S. And Richter J. E. 2017. Diet and Gastroesophageal Reflux Disease: Role in Pathogenesis and Management. Current Opinion in Gastroenterology. DOI: 10.1097/MOG.0000000000000337
    12. Watzl B. 2008. Anti-inflammatory effects of plant-based foods and of their constituents. International Journal for Vitamin and Nutrition Research. DOI: 10.1024/0300-9831.78.6.293
    13. Abourashed E. A. 2013. Bioavailability of Plant-Derived Antioxidants. Antioxidants. DOI: 10.3390/antiox2040309
    14. Schaefer B. A., et. al. 2012. Cancer and Related Case Studies Involving Salvestrol and CYP1B1. Journal of Orthomolecular Medicine, 27(3).
    15. Minalyan A., et. al. 2017. Autoimmune Atrophic Gastritis: Current Perspectives. Clinical and Experimental Gastroenterology. DOI: 10.2147/CEG.S109123
    16. Khodarahmi M. And Azadbakht L. 2016. Dietary Fat Intake and Functional Dyspepsia. Advanced Biomedical Research. DOI: 10.4103/2277-9175.180988
    17. Ruiz-Ojeda F. J., et. al. 2019. Effects of Sweeteners on the Gut Microbiota: a Review of Experimental Studies and Clinical Trials. Advance Nutrition. DOI: 10.1093/advances/nmy037
    18. Di Lorenzo C., et. al. 2016. Evaluation of the Anti-Inflammatory Activity of Raisins (Vitis vinifera L.) in Human Gastric Epithelial Cells: a Comparative Study. International Journal of Molecular Sciences. DOI: 10.3390/ijms17071156
    19. Surdea-Blaga T., et. al. 2017. Food and Gatroesophageal Reflux Disease. Current Medicinal Chemistry. DOI: 10.2174/0929867324666170515123807
    20. Fujiwara Y., et. al. 2005. Association Between Dinner-to-Bed Time and Gastro-Esophageal Reflux Disease. American Journal of Gastroenterology. DOI: 10.1111/j.1572-0241.2005.00354.x
    21. Graves N. C. 2013. Acute Gastroenteritis. Primary Care: Clinics in Office Practice. DOI: 10.1016/j.pop.2013.05.006
    22. Çela L., et. al. 2013. Lifestyle Characteristics and Gastroesophageal Reflux Disease: a Population-Based Study in Albania. Gastroenterology Research and Practice. DOI: 10.1155/2013/936792
    23. Mard S. E., et. al. 2014. Dietary Factors in Relation to Helicobacter pylori Infection. Gastroenterology Research and Practice. DOI: 10.1155/2014/826910
    24. Rastelli M., et. al. 2018. Gut Microbes and Health: a Focus on the Mechanisms Linking Microbes, Obesity, and Related Disorders. Obesity. DOI: 10.1002/oby.22175
    25. Henning S. M., et. al. 2016. Health Benefit of Vegetable/Fruit Juice-Based Diet: Role of Microbiome. Scientific Reports. DOI: 10.1038/s41598-017-02200-6
    26. Slavin J. L. And Lloyd B. 2012. Health Benefits of Fruits and Vegetables. Advance Nutrition. DOI: 10.3945/an.112.002154.
    27. Sipponen P. And Maaroos H. 2015. Chronic Gastritis. Scandinavian Journal of Gastroenterology. DOI: 10.3109/00365521.2015.1019918
    28. Wirth H. And Yang M. 2016. Different Pathophysiology of Gastritis in East and West? A Western Perspective. Inflammatory Intestinal Diseases. DOI: 10.1159/000446300
    29. Singh R. K., et. al. 2017. Influence of Diet on the Gut Microbiome and Implications for Human Health. Journal of Translational Medicine. DOI: 10.1186/s12967-017-1175-y
    30. Lim S., et. al. 2013. Irregular Meal Timing is Associated with Helicobacter pylori Infection and Gastritis. ISRN Nutrition. DOI: 10.5402/2013/714970
    31. Wang Y. 2014. Medicinal Plant Activity on Helicobacter pylori Related Disease. World Journal of Gastroenterology. DOI: 10.3748/wjg.v20.i30.10368
    32. Watari J. 2014. Helicobacter pylori Associated Chronic Gastritis, Clinical Syndromes, Precancerous Lesions, and Pathogenesis of Gastric Cancer Development. World Journal of Gastroenterology. DOI: 10.3748/wjg.v20.i18.5461
    33. Varbanova M., et. al. 2014. Chronic Gastritis - an Update. Best Practice and Research Clinical Gastroenterology. DOI: 10.1016/j.bpg.2014.10.005
    34. Clemens R., et. al. 2015. Squeezing Fact from Fiction about 100% Fruit Juice. Advance Nutrition. DOI: 10.3945/an.114.007328
    35. Valdes A. M., et. al. 2018. Role of the Gut Microbiota in Nutrition and Health. BMJ Clinical Research. DOI: 10.1136/bmj.k2179
    Share:

    Download aplikasi nakedpress
    Sekarang beli nakedpress jadi lebih praktis